"The Gade Clean & Gold", Memilah Sampah Menabung Emas
Mungkin kita berpikir, sampah hanya dibuang dan akan dikirim ke TPA (Tempat Pembungan Akhir). Namun tanpa perlu membuangnya, sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai, baik nilai ekonomis maupun nilai fungsional. Beberapa waktu lalu, sempat booming tas dan kerajinan tangan yang terbuat dari sampah bekas bungkus minuman instan. Inilah salah satu jenis sampah yang memiliki nilai ekonomis karena bisa dijual dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Di antara sampah-sampah yang 'bernilai' tersebut, tahukah Anda bahwa sampah bisa 'diubah' menjadi emas? Bukan, saya tidak membahas pengolahan sampah hingga ia menjadi bernilai setara emas, tetapi bagaimana sampah yang 'mentah' tersebut bisa langsung menjadi emas.
Bagaimana caranya?
Bank Sampah, Memilah Sampah Menabung Emas
Pada Jumat (2/8/2018) kemarin, PT Pegadaian (Persero) meresmikan bank sampah dan taman desa "The Gade Clean & Gold" di Desa Setia Asih, Kabupaten Bekasi. Bank sampah juga merupakan salah satu program corporate social responsibility (CSR) Pegadaian yang semakin menegaskan manfaat kehadirannya sebagai BUMN yang peduli terhadap lingkungan serta memeratakan kesejahteraan ekonomi di seluruh daerah di Indonesia.
"Kita yang buang sampah, maka kita juga yang harus membersihkan kotoran tersebut. Sampah yang kita ambil maka akan dikelola dan warga bisa mendapatkan insentif ekonomi dari proses tersebut," ujar Sunarso saat meresmikan Bank Sampah di Desa Setia Asih.
Selain itu, dengan adanya program bank sampah juga diharapkan kesadaran masyarakat meningkat untuk tidak membuang sampah sembarangan namun mengumpulkannya untuk 'ditukar' dengan emas. Wargapun menjadi terpacu untuk membuat lingkungan menjadi bersih.
Kegiatan bank sampah merupakan salah satu perwujudan dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Karena itu, program ini juga bertajuk Pegadaian Bersih-bersih. Yakni, Program Bersih Lingkungan, Bersih Administrasi dan Bersih Hati, sebagai bentuk kepedulian sosial Pegadaian kepada masyarakat.
"Kita terus bekerjasama dengan semua pihak untuk mendorong olahan sampah yang ditampung Bank Sampah bukan hanya dijadikan simpanan uang, tapi bisa ditukarkan menjadi pundi gram emas. Bukankah ini memiliki nilai lebih bahkan dapat diinvestasikan dalam jangka waktu lama," jelas Sunarso.
"Setiap hari kita berhasil mengumpulkan 3 kuintal sampah dari 15 pengepul di sejumlah desa. Warga yang datang ke sini dapat membukukan sampahnya yang nantinya bisa ditabung ke tabungan emas pegadaian. Dengan konversi 0,01 gram, seharga Rp5.800," jelas Hari.
Bank sampah dibentuk bukan hanya sekedar untuk mengumpulkan sampah saja. Menurut Sunarso, tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat, mengurangi dampak sampah lingkungan, sekaligus meningkatkan sumber penghidupan.
Program CSR dan The Gade Clean & Gold
Dalam peresmian tersebut, saya menyaksikan bagaimana sampah dikumpulkan untuk dijual dengan diganti 'gram emas', ada juga pengolahan sampah yang diubah menjadi pupuk kompos cair. Lokasi peresmian juga sangat unik, karena berada di taman dekat pinggir kali yang dulunya penuh sampah dan rumput liar tapi kini sudah dibersihkan dan lebih terawat.
Selain itu, di tengah taman ada tugu bertuliskan "The Gade Clean & Gold". Lalu ada booth kecil dari The Gade yang menyediakan kopi dan matcha bagi para tamu undangan. Disana juga ada beberapa booth yang menjual produk lokal dari warga binaan Desa Setia Asih. Ternyata pemberian nama The Gade bukan tanpa alasan, melainkan sebagai branding dari Pegadaian.
"The Gade kini menjadi nickname untuk Pegadaian dan sudah menjadi brand yang dikenal kalangan milenial. Apalagi The Gade Coffee & Gold kini tersebar di banyak kota di Indonesia menjadi gerai Pegadaian sekaligus cafe yang instagramable," sambungnya.
Dengan kerja sama ini, Pegadaian berharap masyarakat akan lebih tertarik dengan produk-produk Pegadaian, serta menjadi nasabah loyal salah satu BUMN tersebut. Apalagi, Pegadaian telah berhasil mendirikan sedikitnya 12 bank sampah di seluruh Indonesia dan akan mengembangkan program sejenis di desa-desa lain di Indonesia.
Pegadaian sejak tahun 2016 hingga saat ini juga telah memberikan bantuan sejumlah Rp 146,37 juta untuk Pembangunan kandang bebek, bantuan mushola, pelatihan membatik, pelatihan membuat dodol, pelatihan aqua ponik, dan pelatihan pengeloaan sampah.
"Atas nama pemerintah daerah mengucapkan terimakasih atas sumbangan dari CSR Pegadaian. Dengan manajemen bank sampah ini mudah-mudahan pengelolaan sampah lebih baik. Karena persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi tanggungjawab kita semua," jelasnya.
Nah, program bank sampah tentu akan menjadi solusi untuk mengurangi penyebaran sampah yang seringkali dibuang sembarangan oleh masyarakat. Dampaknya, selain lingkungan lebih bersih, masyarakat juga mendapat benefit berupa tabungan emas yang bisa menjadi investasi. Semoga program-program serupa bisa diterapkan di desa-desa lain sehingga mengurangi dampak dari sampah.
Komentar
Posting Komentar